Toyoharayukio.com Situs Kumpulan Berita Kesehatan Tulang di Dunia
 

Remaja Pada Masa Pubertas Menghadapi Masalah Kesehatan Tulang

Remaja Pada Masa Pubertas Menghadapi Masalah Kesehatan Tulang – Pubertas merupakan sebuah masa perkembangan dramatis bagi anak laki-laki maupun anak perempuan. Tidak hanya hormon-hormon yang mengamuk, tetapi ada perubahan pada bagian tubuh yang harus dihadapi.

Pubertas didorong oleh aktivitas hormon seks dan permulaannya ditandai dengan munculnya rambut kemaluan, jenggot dan payudara. Seiring dengan perubahan dramatis yang didorong hormon pada tubuh anak, ciri-ciri lain yang menentukan dari pubertas adalah percepatan pertumbuhan remaja – anak-anak menjadi lebih tinggi dan akhirnya secara fisik menjadi dewasa.

Remaja Yang Memasuki Masa Pubertas di Kemudian Hari dapat Menghadapi Masalah Kesehatan Tulang di Kemudian Hari

Untuk anak laki-laki dan perempuan, percepatan pertumbuhan ini umumnya terjadi pada usia yang berbeda. Dan mungkin ada perbedaan besar tentang kapan percepatan pertumbuhan terjadi. Untuk anak perempuan, pertumbuhan pesat umumnya terjadi sekitar usia sebelas setengah tahun tetapi dapat dimulai sedini delapan atau paling lambat 14 sedangkan untuk anak laki-laki umumnya terjadi satu atau dua tahun lebih lambat dari anak perempuan. Anak-anak terus bertambah tinggi selama percepatan pertumbuhan mereka sampai ujung tulang panjang mereka menyatu dan berhenti bertambah panjang, yang terjadi sekitar akhir masa pubertas.

Tulang anak berkembang pesat selama masa pubertas. Dan temuan baru kami yang dipublikasikan di JAMA Network Open menunjukkan bahwa remaja yang mengalami percepatan pertumbuhan pubertas di kemudian hari dapat memiliki lebih banyak masalah dengan kesehatan tulang mereka di masa depan. Intinya, penelitian kami menunjukkan bahwa waktu pubertas dapat memengaruhi atau setidaknya menandakan kekuatan tulang anak sepanjang masa remaja hingga awal masa dewasa.

Tulang lemah

Penelitian kami bukanlah yang pertama melaporkan hubungan antara waktu pubertas dan kekuatan tulang. Sebuah studi tahun 2016 terhadap orang Inggris yang lahir pada tahun 1946 menunjukkan bahwa anak-anak yang mengalami percepatan pertumbuhan pada usia yang lebih tua memiliki kepadatan tulang yang lebih rendah di dekat ujung tulang lengan bawah ketika diukur beberapa dekade kemudian di usia tua, membuat mereka lebih mungkin mengalami patah pergelangan tangan.

Baru-baru ini, sebuah penelitian terhadap remaja dan dewasa muda dari Philadelphia menunjukkan bahwa orang yang secara genetik cenderung mengalami pubertas memiliki kepadatan tulang yang lebih rendah di bagian tulang belakang dan pinggul yang diketahui rentan terhadap osteoporosis di kemudian hari. Ini adalah kondisi terkait penuaan di mana tulang kehilangan kekuatannya dan lebih mungkin patah.

Studi kami melacak perkembangan kekuatan tulang pada sekelompok anak-anak Inggris hingga dewasa dan menemukan bahwa remaja yang mencapai pubertas pada usia yang lebih tua cenderung memiliki kepadatan mineral tulang yang lebih rendah yang merupakan indikator kuat memiliki tulang yang lebih lemah. Kami menemukan bahwa ini terus terjadi hingga beberapa tahun kehidupan dewasa mereka.

Mengukur pubertas

Kami menganalisis data dari lebih dari 6000 anak- anak dari penelitian Children of the 90s. Ini adalah multi-generasi studi yang telah melacak kehidupan sekelompok besar orang yang lahir di awal 90-an di sekitar Bristol di barat selatan Inggris.

Kami menggunakan beberapa pemindaian kepadatan tulang yang diambil dari setiap anak untuk menilai kekuatan tulang mereka selama periode 15 tahun antara usia sepuluh dan 25 tahun.

Untuk menghitung usia ketika anak-anak mengalami masa pubertas, kami melacak tinggi setiap anak dan menggunakan informasi ini untuk memperkirakan usia ketika setiap anak mengalami percepatan pertumbuhan remaja. Kami kemudian berasumsi bahwa anak-anak yang mengalami percepatan pertumbuhan pada usia yang lebih tua pasti mulai pubertas kemudian. Sebagai pemeriksaan, kami mengulangi analisis kami pada anak perempuan menggunakan usia yang mereka laporkan mendapatkan menstruasi pertama sebagai indikator berbeda ketika mereka mencapai pubertas dan kami sampai pada kesimpulan yang sama.

Membangun kembali kepadatan tulang

Penelitian kami menambah bukti yang berkembang bahwa anak-anak yang dewasa kemudian mungkin berisiko tinggi mengalami patah tulang saat mereka tumbuh dan dewasa. Dan bahwa mereka mungkin juga memiliki peningkatan risiko terkena osteoporosis di kemudian hari.

Remaja Yang Memasuki Masa Pubertas di Kemudian Hari dapat Menghadapi Masalah Kesehatan Tulang di Kemudian Hari

Tentu, ada hal-hal yang bisa dilakukan orang untuk memperkuat tulangnya. Tetapi berdasarkan temuan kami, jelas bahwa sekarang ada kebutuhan untuk studi yang lebih besar dan lebih rinci tentang hubungan yang sangat kompleks antara pubertas, pertumbuhan dan perkembangan tulang. Melanjutkan pelacakan kehidupan orang-orang dalam penelitian kami akan menjadi sangat penting jika kami ingin menemukan bagaimana pubertas dapat memengaruhi tulang orang saat mereka menjalani kehidupan dewasa dan akhirnya berpindah ke usia tua. Ini akan membantu untuk lebih memahami penyebab osteoporosis dan pada akhirnya membantu orang untuk menjaga kesehatan tulang sepanjang hidup mereka.